Menjamin keamanan pangan bagi masyarakat di bulan Ramadan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Banjarmasin melaksanakan intensifikasi pengawasan terhadap jajanan berbuka puasa (takjil) yang dijajakan di Pasar Wadai Ramadan, Siring 0 Km, Banjarmasin, Rabu (5/3/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa takjil yang dijual tidak mengandung bahan berbahaya yang bisa membahayakan kesehatan.
Dalam rangka pengawasan ini, BBPOM Banjarmasin menggunakan mobil laboratorium keliling yang langsung melakukan uji sampel di lokasi.
“Kami ingin memastikan bahwa takjil yang dijajakan pedagang bebas dari bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, dan pewarna makanan yang dilarang,” kata Kepala BBPOM di Banjarmasin, Leonard Duma.
Selain BBPOM, pengawasan juga melibatkan berbagai instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Dinas Komunikasi dan Informatika Kalsel, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, serta Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Banjarmasin.
Selama kegiatan pengawasan ini, kata Leonard Duma sebanyak 31 sampel takjil yang dijual di Pasar Ramadan tersebut diuji dan semua hasilnya memenuhi standar keamanan pangan yang ditetapkan.
“Alhamdulillah, semua sampel yang diuji tidak mengandung bahan berbahaya. Ini menunjukkan bahwa kesadaran pedagang kita semakin baik dalam menjaga kualitas takjil yang mereka jual,” ujarnya.
Namun, BBPOM Banjarmasin tetap mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam memilih takjil.
“Keputusan untuk membeli atau tidak, ada di tangan konsumen. Jangan sampai, demi mencari takjil yang murah, masyarakat membeli makanan yang berisiko membahayakan kesehatan,” tegas Leonard.
Ia menambahkan bahwa pengambilan sampel dilakukan pada makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang, dengan fokus pada produk yang berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya.
“Kami akan mengambil sampel jika kami mencurigai adanya penggunaan bahan seperti boraks atau formalin. Jika tidak ada potensi bahaya, makanan tersebut tidak perlu diuji lagi,” jelas Leonard.
Berdasarkan hasil pengawasan kali ini, Leonard merasa optimis bahwa kesadaran masyarakat, terutama pedagang di Banjarmasin, semakin meningkat.
“Kami berharap pelanggaran terkait penggunaan bahan berbahaya terjadi karena ketidaktahuan. Oleh karena itu, kami akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, dan pihak lainnya, untuk mengedukasi masyarakat dan pedagang tentang pentingnya keamanan pangan,” ungkap Leonard.
Dengan adanya pengawasan yang intensif ini, masyarakat Banjarmasin diharapkan dapat menikmati takjil Ramadan yang aman dan sehat, serta semakin bijaksana dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. MC Kalsel/tgh
sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id