

Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Miftahul Chair, menyampaikan sejumlah catatan penting terkait perkembangan inflasi daerah serta langkah antisipasi menjelang akhir tahun. Hal ini disampaikannya usai mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah melalui daring.
Chair menjelaskan bahwa inflasi Kalsel pada Oktober 2025 tercatat naik menjadi 3,11 persen, dipengaruhi beberapa komoditas utama.
“Kenaikan ini bukan hanya terjadi di Kalimantan Selatan, tetapi juga secara nasional. Salah satu penyebabnya adalah harga emas yang tinggi,” kata Chair, Banjarbaru, Senin (17/11/2025).
Selain emas, inflasi juga didorong oleh lonjakan harga cabai merah, ayam, dan telur, yang hingga kini masih menunjukkan tren kenaikan. Untuk itu, pemerintah daerah akan kembali mengintensifkan operasi pasar agar harga-harga kebutuhan pokok dapat kembali stabil.
Ia menekankan perlunya kewaspadaan di bulan Desember yang biasanya memicu meningkatnya permintaan.
“Desember ada tiga momen besar, yaitu Natal, Momen 5 Rajab Sekumpul, dan Tahun Baru. Ini biasanya memicu inflasi, sehingga kita harus mempersiapkan kebutuhan dari sekarang,” jelasnya.
Pihaknya juga mulai mempersiapkan kebutuhan bahan pokok untuk kegiatan keagamaan di bulan ini, seperti telur, daging, dan beras.
“Barang-barang tersebut harus tersedia di pasar, jangan sampai terjadi kelangkaan,” tambahnya.
Chair turut menyinggung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang juga berpengaruh terhadap kebutuhan komoditas tertentu, terutama telur. Menurutnya, semakin berkembang dan meluasnya pelaksanaan program MBG perlu diantisipasi dengan penguatan stok kebutuhan pangan.
“Sekarang memang belum semua unit beroperasi, tetapi ke depan saat berjalan penuh, kebutuhan telur akan meningkat. Ini harus kita antisipasi sejak dini,” tegasnya.
Di sisi lain, ia menyampaikan catatan mengenai program penyediaan 5 juta rumah dari pemerintah pusat. Beberapa kabupaten/kota masih terkendala masalah lahan.
“Permasalahan rumah itu terutama terkait ketersediaan lahan. Di kota-kota besar seperti Banjarmasin, lahan semakin sempit. Ini yang harus segera ditangani agar program dari pusat bisa terlaksana,” tandasnya. MC Kalsel/Rns
sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id











