
Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan RI dan Kantor Wilayah Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Selatan menggelar kegiatan Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Luar Negeri di Banjarmasin.
Kegiatan ini diikuti oleh 40 pelaku usaha ekspor-impor dari berbagai sektor unggulan Kalimantan Selatan. Sosialisasi tersebut menjadi wadah bagi pelaku usaha untuk memahami kebijakan terbaru perdagangan luar negeri serta mendapatkan arahan langsung dari instansi terkait dalam upaya memperlancar kegiatan ekspor dan impor daerah.
Usai pembukaan kegiatan, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Ahmad Bagiawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kemudahan berusaha bagi pelaku usaha di Banua.
“Giat hari ini kita mengundang 40 pelaku usaha di Banua dari berbagai bidang. Tujuh komoditas ekspor utama kita semuanya hadir — mulai dari batubara, rotan, kayu lapis, sawit, hingga hasil perikanan. Ini bentuk perhatian Dinas Perdagangan agar pelaku usaha kita bisa melakukan ekspor dan impor dengan lebih mudah,” ujar Ahmad Bagiawan di Banjarmasin, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, dinamika regulasi perdagangan internasional menuntut pelaku usaha untuk terus memperbarui pengetahuan agar bisa menyesuaikan diri dengan kebijakan yang berlaku.
“Ada kebijakan-kebijakan baru yang perlu mereka ketahui. Kita berharap pelaku usaha di Kalimantan Selatan bisa melaksanakan kegiatan ekspor dan impornya dengan lancar, karena kalau usaha mereka maju, tentu ekonomi Banua juga akan semakin baik,” tambahnya.
Ahmad Bagiawan juga menjelaskan, sektor pertambangan masih menjadi penyumbang terbesar ekspor daerah. Komoditas batubara Kalimantan Selatan saat ini telah menembus 14 negara tujuan ekspor, dengan pasar utama di Tiongkok, India, dan Jepang.
“Nilai ekspor batubara kita cukup besar. Berdasarkan data bulan Agustus lalu, total nilai ekspor dari sektor ini mencapai sekitar US$169 miliar. Ini menunjukkan besarnya potensi ekonomi yang dihasilkan dari sektor perdagangan luar negeri,” ungkapnya.
Selain sektor tambang, Ahmad juga menyoroti potensi besar dari sektor perikanan, terutama setelah dibukanya penerbangan langsung Banjarmasin–Malaysia yang resmi beroperasi pada Oktober lalu.
“Adanya direct flight ke Malaysia membuka peluang baru. Produk seperti kepiting, cumi, ikan, dan belut yang sebelumnya harus diekspor lewat Surabaya atau Jakarta, kini bisa langsung dikirim dari Bandara Syamsudin Noor. Ini jelas menghemat biaya dan waktu bagi pelaku usaha perikanan,” jelas Gia sapaan akrabnya.
Ia menambahkan bahwa Dinas Perdagangan mendorong pelaku usaha perikanan untuk menyesuaikan produk dengan standar pasar internasional.
“Kita berharap produk perikanan kita bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar ekspor. Misalnya, ukuran kepiting atau kerapu yang diminta negara tujuan itu sangat spesifik. Kalau tidak sesuai, harganya bisa turun jauh. Jadi penyesuaian ini penting agar daya saing produk kita tetap tinggi,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga teknis lainnya dalam mendorong peningkatan ekspor serta pertumbuhan ekonomi daerah. MC Kalsel/scw











