Banjarbaru, Kalimantan Selatan – Balai Pengelolaan Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSPTPH) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan mengadakan Pelatihan Operator/Pengelolaan Usaha Pelayanan Jasa Alsinta (UPJA) TPH Angkatan III Tahun 2024 di Banjarbaru, Kamis (28/11/2024). Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operator dalam mengelola dan merawat alat-alat mesin pertanian (alsinta) yang digunakan dalam kegiatan pertanian di wilayah tersebut.
Peningkatan Keterampilan untuk Petani
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel, Saptono, yang mewakili Plh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Imam Subarkah, menyampaikan bahwa pembangunan sektor pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, bermartabat, adil, dan makmur. Saptono mengungkapkan pentingnya perlindungan dan pemberdayaan petani, serta memastikan adanya kedaulatan petani dalam mengelola usahanya agar dapat berkembang secara optimal.
“Hal ini penting untuk memberikan perlindungan, pemberdayaan, serta menjamin kedaulatan petani dalam mengelola usahanya,” ujar Saptono dalam sambutannya.
Manfaat Pelatihan Bagi Petani
Menurut Saptono, pelatihan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alsintan (alat dan mesin pertanian). Selain itu, pelatihan ini juga diharapkan dapat memperkenalkan perkembangan teknologi terbaru dalam pertanian agar para petani dapat mengikutinya dan mengaplikasikannya dalam proses pertanian mereka.
“Hal ini akan membantu mempercepat proses pengolahan tanah, penanaman, dan panen secara ekonomis untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani di pedesaan secara signifikan,” lanjut Saptono.
Pelatihan ini diharapkan akan mempercepat dan mempermudah proses pertanian, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu tujuan utama dari UPJA adalah memberikan kesempatan kepada petani untuk mengakses dan memanfaatkan alsinta dengan lebih efisien melalui pola usaha bisnis yang bisa membantu pengelolaan tanaman semusim.
UPJA Sebagai Solusi Pengolahan Alsinta
“UPJA merupakan bagian dari rekayasa sosial di tingkat lapangan dalam bidang peningkatan pendayagunaan alsinta pertanian, agar dapat dimanfaatkan secara efisien melalui pola usaha (bisnis) untuk membantu usaha tani tanaman semusim. Karena keterbatasan modal petani, hingga saat ini pemanfaatan alsinta pertanian secara individu bagi petani kecil masih sangat kurang,” jelas Saptono lebih lanjut.
Dengan adanya UPJA, petani kecil kini tidak hanya menggunakan alsinta untuk mengolah lahan mereka sendiri, tetapi juga bisa menyewakan alat-alat tersebut kepada petani lain yang membutuhkan. Hal ini dapat menjadi solusi bagi petani dengan modal terbatas untuk mengakses peralatan pertanian yang lebih canggih.
Harapan Dari Pelatihan
Kepala BPSPTPH Provinsi Kalsel, Wahdah, menambahkan bahwa pelatihan operator ini sangat penting untuk memperkuat kemampuan pengelolaan alat pertanian oleh anggota UPJA. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman lebih kepada para peserta, serta memberi kesempatan bagi mereka untuk berbagi pengalaman dalam mengelola alat pertanian di tingkat lapangan.
“Diharapkan dengan adanya pelatihan ini mereka bisa menambah pengalaman dan berbagi pengalaman bagi teman-teman lainnya dalam hal pengelolaan alat pertanian ke depannya. Apalagi saat ini pemerintah menginginkan sektor pertanian lebih maju lagi,” tuturnya.
Peserta Pelatihan
Pelatihan operator/pengelolaan Usaha Pelayanan Jasa Alsinta (UPJA) TPH Angkatan III Tahun 2024 diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari lima kabupaten di Kalimantan Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai dari tanggal 28 hingga 30 November 2024, dengan materi yang mencakup pengelolaan alat pertanian secara praktis dan efisien.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan sektor pertanian di Kalimantan Selatan dapat semakin berkembang dan berdaya saing, serta mampu mendorong kesejahteraan petani melalui teknologi yang tepat guna.
Ditulis oleh Ismail, mengutip sumber Diskominfo Kalsel.