

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Pelatihan Keterampilan bagi Remaja Putus Sekolah, sebagai upaya nyata pemerintah daerah dalam memberikan kesempatan kedua bagi anak-anak yang sempat terhenti dalam menempuh pendidikan formal.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari strategi perlindungan dan pemberdayaan anak di Kalimantan Selatan, dengan tujuan membekali para remaja dengan keterampilan hidup (life skill) yang bermanfaat, sekaligus menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri untuk bangkit serta mandiri.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas PPPA-KB Provinsi Kalimantan Selatan, Husnul Hatimah, menyampaikan bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap anak dan pemerintah berkomitmen memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam memperoleh kesempatan belajar.
“Pendidikan adalah hak dasar setiap anak — bukan sekadar kewajiban. Namun, kita tidak menutup mata bahwa masih ada anak-anak di sekitar kita yang harus berhenti sekolah karena faktor ekonomi, jarak, lingkungan, atau kondisi keluarga,” ujar Husnul Hatimah di Banjarmasin, Jumat (7/11/2025).
Beliau menegaskan bahwa putus sekolah bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari kesempatan baru untuk menemukan jalan menuju masa depan yang lebih baik.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin menanamkan semangat bahwa putus sekolah bukan akhir dari segalanya. Ini adalah awal dari kesempatan baru untuk bangkit, belajar, dan menemukan potensi diri,” lanjutnya.
Kegiatan pelatihan ini tidak hanya berfokus pada penguasaan keterampilan praktis, tetapi juga penguatan mental dan karakter peserta. Pemerintah daerah bersama BKOW dan DPPPA-KB Provinsi Kalsel berupaya membangun jejaring dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mendukung keberlanjutan program, baik melalui pendidikan kesetaraan, pelatihan, maupun perlindungan sosial.
“Kami berharap para peserta pelatihan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar, mengasah keterampilan, dan menjadi individu yang mandiri serta berdaya saing. Percayalah, setiap orang memiliki kesempatan untuk sukses, asalkan mau berusaha dan tidak menyerah,” tutur Husnul.
Lebih lanjut, kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi klaster perlindungan khusus anak dalam kebijakan Kalimantan Selatan sebagai Provinsi Layak Anak (KLA). Melalui pelatihan ini, diharapkan remaja putus sekolah tetap dapat hidup produktif, mandiri, dan berkontribusi bagi pembangunan daerah.
“Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud nyata misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk membangun manusia yang unggul, berbudaya, dan berakhlak mulia, sejalan dengan visi ‘KALSEL BEKERJA — Berkelanjutan, Berbudaya, Religi, dan Sejahtera Menuju Gerbang Logistik Kalimantan’,” tambahnya.
Menutup sambutannya, Husnul Hatimah mengajak seluruh pihak untuk menjadikan kegiatan ini sebagai momentum penguatan kolaborasi lintas sektor.
“Provinsi Layak Anak bukan hanya predikat, tetapi komitmen bersama untuk menjamin masa depan anak-anak kita. Karena setiap anak, tanpa terkecuali, berhak untuk tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara bermartabat,” pungkasnya. MC Kalsel/scw











