Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) merilis NTP Kalimantan Selatan tercatat 117,06 atau turun 0,05 persen dibandingkan NTP September 2025. Penurunan ini terjadi karena kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) lebih besar daripada kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It). Ib naik sebesar 0,08 persen, sedangkan It hanya naik sebesar 0,04 persen
“Penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2025 dipengaruhi oleh turunnya NTP di subsektor Tanaman Pangan dan Tanaman Hortikultura. Sementara tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan. Penurunan terdalam terjadi pada subsektor tanaman hortikultura, yaitu sebesar 8,92 persen,” ujar Kepala BPS Kalsel, Mukhamad Mukhanif, Banjarbaru, Senin (3/11/2025).
NTP Kalimantan Selatan Oktober 2025 lebih tinggi 3,40 persen dibandingkan NTP tahun 2024 pada periode yang sama. Hal ini mengindikasikan, secara umum kesejahteraan petani meningkat karena kenaikan harga produksinya lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga konsumsi dan biaya produksinya.
Terdapat tiga subsektor yang mengalami kenaikan nilai NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yaitu sebesar 7,22 persen. Subsektor yang mengalami penurunan terdalam adalah subsektor tanaman hortikultura yang turun 6,17 persen.
NTP Oktober 2025 tertinggi juga terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yakni sebesar 149,07. Sementara NTP terendah terjadi pada Subsektor Hortikultura yakni sebesar 87,40.
“Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) merupakan rasio antara Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), di mana komponen Ib terbatas pada Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM),” ucap Hanief. MC Kalsel/scw











