


Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Selatan terus memperkuat komitmennya dalam memajukan sektor kerajinan daerah melalui penyelenggaraan Workshop Wirausaha Kerajinan yang dirangkai dengan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Dekranasda Kalimantan Selatan.
Kegiatan yang mempertemukan para pengrajin, pengurus Dekranasda kabupaten/kota, serta pemangku kepentingan lintas sektor ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kapasitas pelaku usaha sekaligus menyusun arah strategis pengembangan ekonomi kreatif daerah.
Ketua Dekranasda Provinsi Kalsel, Fathul Jannah, yang diwakili oleh Ketua Harian Dekranasda Kalsel, Abdul Rahim, menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna mendalam karena menggabungkan dua agenda besar yang saling melengkapi.
“Kegiatan hari ini ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Workshop wirausaha kerajinan menjadi ruang penguatan kapasitas bagi para pengrajin, sementara Rakorda menjadi wadah menyatukan langkah dan sinergi organisasi dalam merumuskan arah kebijakan strategis,” ujar Abdul Rahim dalam sambutannya di Banjarbaru, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, Kalimantan Selatan memiliki potensi luar biasa di sektor kerajinan. Mulai dari sasirangan khas Banua yang sarat filosofi dan menjadi identitas budaya, batu permata dan perhiasan khas, hingga kerajinan anyaman, kayu, bambu, serta produk ramah lingkungan yang dihasilkan dari kreativitas tinggi para perajin lokal.
“Semua itu adalah kebanggaan daerah yang bukan hanya memiliki nilai seni, tetapi juga nilai ekonomi tinggi bila dikelola dengan baik. Namun, potensi besar ini juga menghadapi tantangan, mulai dari keterampilan manajemen dan desain yang perlu ditingkatkan, keterbatasan akses pasar, hingga regenerasi pengrajin muda,” lanjutnya.
Karena itu, ia mengajak seluruh pengurus Dekranasda di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota untuk lebih dekat dengan para pengrajin — tidak hanya memberi arahan dari jauh, tetapi mendampingi mereka dari tahap pelatihan, produksi, hingga pemasaran.
“Dekranasda harus menjadi rumah besar bagi para pengrajin — tempat mereka mendapatkan pembimbingan, dukungan, dan motivasi. Kita harus menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, antara kreativitas dan nilai ekonomi,” tegas Abdul Rahim.
Melalui forum Rakorda, ia juga berharap terbangunnya kesepahaman dalam menyusun kebijakan dan program yang berorientasi pada pemberdayaan dan keberlanjutan. Beberapa langkah strategis yang diharapkan lahir dari kegiatan ini antara lain program pelatihan berkelanjutan, sinergi dengan dinas teknis dan sektor swasta, promosi produk di tingkat nasional dan internasional, pemanfaatan teknologi digital, serta pemberdayaan generasi muda pengrajin.
“Kegiatan hari ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan wujud nyata komitmen kita untuk terus menumbuhkan ekonomi kreatif daerah melalui pemberdayaan pengrajin dan wirausaha kerajinan. Dari forum ini, semoga lahir ide-ide segar, kolaborasi baru, dan semangat baru untuk memajukan kerajinan Banua,” pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata Dekranasda Kalsel dalam menggerakkan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal — menggabungkan kearifan tradisi dan kekuatan inovasi digital untuk memperluas peluang usaha sekaligus menjaga warisan budaya Banua agar tetap lestari dan berdaya saing. MC Kalsel/scw
sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id











