Di era digitalisasi layanan publik, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Selatan menghadirkan inovasi nyata. Melalui transformasi sistem layanan berbasis QR Code, masyarakat kini dapat mengakses informasi dan pelayanan sertifikasi benih dengan lebih mudah, cepat, dan transparan.
Kepala BPSB Kalsel, Zainul Arifin, menyampaikan bahwa transformasi digital ini merupakan bagian dari komitmen lembaganya untuk memberikan pelayanan prima, khususnya dalam mendukung pertanian yang berkelanjutan dan ketahanan pangan daerah.
“Kami terus berupaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Digitalisasi ini bukan hanya bentuk efisiensi, tapi juga wujud inovasi agar pelayanan lebih cepat, akurat, dan dapat diakses siapa saja, kapan saja,” ungkap Zainul.
Dengan sistem ini, seluruh proses mulai dari sertifikasi benih, pengawasan peredaran, hingga pengembangan varietas tanaman pangan dan hortikultura—telah terdigitalisasi. Seluruh data dan informasi kini tersimpan dalam satu QR Code, yang bisa diakses cukup dengan memindai melalui perangkat Android.
“Begitu QR Code dipindai, seluruh informasi terkait pelayanan langsung tersedia. Ini sangat memudahkan petani, pelaku usaha benih, dan masyarakat luas dalam mendapatkan data yang mereka butuhkan secara real-time,” jelasnya.
Zainul menambahkan, layanan ini juga menjadi solusi atas tantangan geografis dan luasnya wilayah kerja BPSB Kalsel. Dengan digitalisasi, jarak dan waktu tidak lagi menjadi hambatan dalam memberikan pelayanan yang cepat dan berkualitas.
“Kita ingin semua masyarakat, dari kota hingga pelosok desa, merasakan layanan yang sama: cepat, transparan, dan berbasis teknologi. Inilah bentuk nyata transformasi pelayanan publik di sektor pertanian,” tambahnya.
Inovasi ini sekaligus mendukung arah pembangunan pertanian modern yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. BPSB Kalsel optimistis, digitalisasi layanan akan semakin memperkuat kepercayaan publik terhadap mutu benih yang beredar serta meningkatkan produktivitas pertanian di Kalimantan Selatan. MC Kalsel/tgh