BREAKING

Berita DaerahKalimantan Selatan

Program Desa Anti Mal-Administrasi Dorong Layanan Publik Lebih Baik, Warga Rasakan Manfaat Langsung

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) terus menghadirkan inovasi pelayanan publik berbasis desa. 

Salah satunya, telah dicanangkannya 20 desa anti-mal-administrasi di Kabupaten Banjar sebagai percontohan pelayanan publik yang bersih dan berkualitas. Program ini disambut antusias masyarakat karena mulai menunjukkan dampak positif nyata di lapangan.

Langkah ini merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi Kalsel dengan Ombudsman RI, yang menilai pentingnya membangun desa melalui prinsip tata kelola yang baik dan berintegritas.

“Pelayanan yang jujur dan sesuai aturan bukan hanya idealisme. Ini kebutuhan masyarakat. Dan sekarang, kita lihat warga mulai merasakan langsung manfaatnya,” kata Kepala Dinas PMD Kalsel, Faried Fakhmansyah usai menghadiri kegiatan Pencanangan Desa Awang Bangkal Barat menjadi Desa Anti Maladministrasi di Kabupaten Banjar, Kamis (31/7/2025).

Ia menyampaikan bahwa program ini diharapkan dapat menjadi model bagi seluruh desa di Kalimantan Selatan dalam menerapkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berorientasi pelayanan.

“Dengan ditetapkannya desa sebagai desa inselasi atau desa percontohan, kita harapkan semua bentuk pelayanan di desa dilakukan sesuai aturan dan benar-benar menjawab kebutuhan warga,” ujar Faried.

Gubernur Kalimantan Selatan, melalui surat edaran resmi, telah menginstruksikan seluruh bupati dan kepala desa untuk menjalankan empat langkah utama dalam memperkuat pelayanan publik di tingkat desa, yaitu Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pelayanan publik desa. Peningkatan sarana, prasarana, dan fasilitas pelayanan publik. Penganggaran dana desa yang berpihak pada pelayanan publik. Koordinasi aktif antar pemerintahan desa, kecamatan, kabupaten hingga ke tingkat provinsi, khususnya saat menemui hambatan layanan.

Langkah ini dinilai penting untuk mencegah praktik maladministrasi sekaligus mempercepat pelayanan kepada masyarakat desa. Faried juga menekankan pentingnya setiap desa menggali potensi lokal untuk meningkatkan pendapatan desa dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu contoh nyata adalah Desa Awang Bangkal Barat, yang kini berkembang sebagai desa wisata unggulan.

“Kita tadi mendengar langsung dari Kepala Desa, saat hari libur mereka bisa meraih pendapatan Rp60 hingga Rp70 juta dalam sehari. Ini luar biasa dan bisa menjadi inspirasi bagi desa lain di Kalimantan Selatan,” katanya.

Dengan total 1.800 desa di Kalsel, Kepala Dinas PMD berharap setiap desa mampu mengenali dan mengembangkan potensi unggulannya. Potensi tersebut bisa berupa pariwisata, pertanian, produk UMKM, maupun inovasi sosial yang memberdayakan masyarakat.

“Kalau potensi desa bisa dikembangkan maksimal, maka Pendapatan Asli Desa (PADes) akan meningkat. Imbasnya, anggaran desa juga meningkat. Dengan begitu, pelayanan publik dan pembangunan desa akan lebih baik, dan kesejahteraan masyarakat lebih cepat terwujud,” tutup Faried. MC Kalsel/tgh

sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id

Redaksi Borneoplus.info berkomitmen untuk memberikan informasi yang terpercaya, inspiratif, dan mencerdaskan. Melalui pemberitaan yang mendalam dan berkualitas.

Related Posts