



Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) melalui Dinas Perindustrian (Disperin) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan potensi sumber daya lokal melalui Pelatihan Pengolahan Bambu Se-Kalimantan Selatan.
Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini diikuti para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari berbagai kabupaten/kota se-Kalsel, serta mendatangkan instruktur berpengalaman dari Pring Gede, Yogyakarta.
Kepala Dinas Perindustrian Kalsel, Abdul Rahim, yang diwakili Kepala Bidang Pembangunan Sumber Daya Industri, Andi Chariati, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi merupakan langkah strategis untuk mendorong transformasi industri berbasis sumber daya lokal, khususnya bambu.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan bagaimana potensi sumber daya lokal dapat menjadi penggerak ekonomi jika dikelola secara optimal dan berkelanjutan. Salah satunya adalah bambu, tanaman yang tak hanya tumbuh subur di Kalsel, tetapi juga menyimpan sejuta kemungkinan untuk dikreasikan menjadi produk bernilai tambah,” ujar Andi Chariati di Banjarmasin, Senin (14/7/2025).
Menurutnya, dengan pengolahan yang tepat, bambu mampu diubah menjadi beragam produk, mulai dari perabot rumah tangga, dekorasi, produk kriya unggulan, hingga material konstruksi ramah lingkungan.
Lebih lanjut, Ia menambahkan, pelatihan ini diharapkan dapat membuka ruang seluas-luasnya bagi pelaku IKM untuk belajar, berinovasi, dan membentuk jejaring kerja lintas wilayah.
“Kami menghadirkan para instruktur yang kompeten dan berpengalaman agar peserta tidak hanya meningkatkan keahlian teknis, tetapi juga strategi pemasaran. Kami juga ingin menekankan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari upaya untuk mendorong transformasi industri berbasis sumber daya lokal,” tambahnya.
Selain mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pelatihan ini juga diharapkan menjadi sarana memperkuat identitas budaya masyarakat Banua. Produk bambu tidak hanya dilihat sebagai komoditas, tetapi juga sebagai ekspresi tradisi, kearifan lokal, dan kreativitas masyarakat.
“Dengan semangat ini, mari kita rawat budaya sekaligus mendorong inovasi yang berkelanjutan. Kami sadar bahwa hal ini tidak mudah, namun bukan pula sesuatu yang mustahil dicapai. Kuncinya adalah tekad untuk bekerja secara profesional, berusaha, dan terus meningkatkan kemampuan,” pungkas Andi Chariati.
Melalui pelatihan ini, Disperin Kalsel berharap dapat menumbuhkan IKM bambu yang inovatif, produktif, dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas, sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan nilai-nilai budaya lokal. MC Kalsel/scw
sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id