Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan – Ketua Komisi III DPRD Tanah Bumbu, Andi Asdar, mengungkapkan keprihatinannya terhadap ketidakadaan sinyal telekomunikasi di sepanjang jalan alternatif Batulicin-Banjarbaru. Hal ini ia sampaikan dalam rapat anggaran bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Tanah Bumbu, mengingat pentingnya jaringan komunikasi untuk mendukung aktivitas masyarakat dan mencegah risiko di jalur tersebut.
“Ketidakadaan sinyal di jalur alternatif ini sangat memprihatinkan. Jika terjadi keadaan darurat, masyarakat tidak dapat meminta bantuan karena tidak ada jaringan telekomunikasi,” ujar Andi Asdar, dalam rapat tersebut. Ia menambahkan bahwa rencana pembangunan rest area di perbatasan Tanah Bumbu-Banjarbaru dapat menjadi peluang strategis untuk menarik perhatian penyedia layanan telekomunikasi agar memasang infrastruktur jaringan di lokasi tersebut.
Langkah Strategis Diskominfo Tanah Bumbu
Menanggapi hal itu, Kepala Diskominfo Tanah Bumbu, Alhusin Mardani, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi masalah ini, termasuk koordinasi dengan kementerian terkait dan penyedia layanan telekomunikasi.
“Kami sudah berkonsultasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta mengajukan usulan bantuan melalui program Bakti Kominfo untuk wilayah tersebut,” ungkapnya. Namun, ia juga menegaskan bahwa pemasangan infrastruktur jaringan seperti Base Transceiver Station (BTS) memerlukan pendekatan business-to-business (B2B), karena provider telekomunikasi akan mempertimbangkan potensi pengguna sebelum berinvestasi.
“Biaya pembangunan satu tower BTS bisa mencapai Rp5 miliar. Jika jumlah pengguna di wilayah tersebut tidak cukup banyak, provider cenderung enggan membangun jaringan,” jelasnya. Alhusin juga menyebutkan bahwa program Bakti Kominfo lebih difokuskan pada daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), sehingga jalur alternatif Batulicin-Banjarbaru belum memenuhi syarat tersebut.
Rest Area Jadi Solusi Potensial
Meski begitu, Alhusin optimistis bahwa pembangunan rest area di jalur ini bisa menjadi daya tarik bagi provider telekomunikasi. Rest area tersebut diharapkan tidak hanya menjadi tempat istirahat bagi pengguna jalan tetapi juga sebagai lokasi strategis pemasangan infrastruktur jaringan telekomunikasi.
“Kami akan terus mendorong agar kebutuhan jaringan ini terpenuhi. Rest area yang dibangun dapat menjadi nilai jual bagi provider untuk berinvestasi,” imbuhnya.
Pentingnya Jaringan di Jalur Alternatif
Jalur alternatif Batulicin-Banjarbaru semakin diminati masyarakat karena mampu memangkas waktu dan jarak perjalanan. Namun, ketidakadaan jaringan telekomunikasi di sepanjang jalur ini menimbulkan tantangan serius, terutama dalam situasi darurat. DPRD dan Pemkab Tanah Bumbu berharap masalah ini dapat segera diatasi demi kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.
“Optimalisasi jaringan di jalur ini tidak hanya mendukung keselamatan tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan daerah, termasuk sektor pariwisata dan ekonomi lokal,” pungkas Andi Asdar.